Insiden tersebut terjadi saat Macron dalam kunjungan bertemu dengan pemilik restoran dan siswa untuk membicarakan tentang bagaimana kehidupan kembali normal setelah pandemic Covid-19.
Tarel berteriak “turunkan Macronia,” (“a bas la Macronie,”) dan kemudian menampar Macron tepat di wajahnya.
Sebelumnya, Tarel telah berencana untuk melemparkan telur atau krim tart kepada Emmanuel Macron, insiden tamparan yang dilakukannya merupakan hal yang tidak direncanakan.
(BACA JUGA:BNN RI Usulkan Penambahan Anggaran untuk Tahun 2022 melalui Komisi III DPR RI)
Tarel mengakui di pengadilan menyampaikan pembelaan atas tindakannya sebagai bentuk kemarahan atas kemerosotan Prancis.
Tarel menyatakan kepada pengadilan bahwa ia menganggap Macron memainkan peran dengan sangat rapi terkait dengan kerusakan negaranya dikutip dari BMF TV.
Ditambahkannya ia juga telah mengabaikan serangan tersebut dan menyebut hal itu sebagai dampak dari kebencian yang tersebar pada media sosial.
Lebih lanjut Macron berjanji untuk terus bertemu dengan para pemilih walaupun masih terdapat kekhawatiran terhadap keamanan pribadinya. Macron akan maju dalam pemilihan Presiden untuk masa jabatan keduanya di tahun 2022 mendatang.*